Budaya Jawa Dan Tionghoa Dalam Kirab Tradisi Umbul Mantram

Budaya Jawa Dan Tionghoa

Budaya Jawa Dan Tionghoa Dalam Kirab Tradisi Umbul Mantram warga dengan membawa beraneka sesaji berjalan mengelilingi
kampung mengikuti kirab tradisi umbul mantram di sudiroprajan solo jawa tengah kamis (16/1/2025).

Kirab tersebut sebagai ungkapan doa dan rasa sykur kepada tuhan yang maha esa menjelang tahun baru imlek 2025 warga kampung
sudiroprajan yang merupakan kampung akultarasi dua Keragaman yaitu jawa dan tionghoa di kota solo.

Dalam pelaksanaannya, tradisi ini mempertemukan nilai-nilai spiritual dan budaya dari dua komunitas yang berbeda.

Tionghoa Dan Jawa Kirab Tradisi

Umbul Mantram di Kota Solo, Acara Tahunan yang Penuh Toleransi Halaman all - Kompas.com

Umbul Mantram berasal dari dua kata, “Umbul” yang berarti bendera atau panji, dan “Mantram” yang merujuk pada doa atau mantra.

Tradisi ini berawal dari keyakinan masyarakat Jawa mengenai pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam dan leluhur, yang kemudian
dipengaruhi oleh budaya Tionghoa melalui elemen-elemen seperti penggunaan dupa, persembahan, dan simbol naga.

Prosesi Umbul Mantram diawali dengan arak-arakan masyarakat yang mengenakan pakaian tradisional Jawa seperti surjan dan kebaya,
serta pakaian khas Tionghoa seperti changshan dan cheongsam.

Mereka membawa panji-panji yang dihiasi ornamen tradisional Jawa dan Tionghoa, seperti motif batik dan simbol keberuntungan dalam budaya Tionghoa.

Elemen lain yang mencerminkan akulturasi adalah musik pengiring prosesi. Musik gamelan Jawa berpadu dengan alat musik khas
Tionghoa seperti guzheng dan erhu, menciptakan harmoni unik yang memperkuat suasana spiritual dan budaya dalam kirab ini.

Ritual doa yang dipanjatkan juga menggunakan bahasa Jawa dan Mandarin, menunjukkan penghormatan kepada kedua budaya.

Kirab Tradisi Umbul Mantram juga menjadi ajang untuk mempersembahkan hasil bumi kepada leluhur sebagai wujud syukur.

Dalam tradisi ini, bentuk persembahan sering kali menggabungkan makanan khas Jawa seperti tumpeng dengan makanan tradisional Tionghoa seperti kue keranjang.

Tradisi ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga simbol persatuan dalam keragaman Kehadirannya menjadi pengingat
bahwa harmoni antarbudaya dapat terjalin melalui penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur dan keberagaman.

Kirab Umbul Mantram pun diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai wujud kebanggaan akan kekayaan budaya Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.