Pesatnya Kesenjangan Keterampilan Digital Bagi Di Era Teknologi

Pesatnya Kesenjangan Keterampilan Digital

Pesatnya Kesenjangan Keterampilan Digital Bagi Di Era Teknologi Di tengah pesatnya era digital, sering kali kita berasumsi bahwa generasi muda sudah s
epenuhnya melek teknologi Namun kenyataannya masih banyak generasi muda yang tertinggal dalam hal keterampilan digital.

Fenomena ini dikenal sebagai kesenjangan keterampilan digital, dan ini merupakan tantangan besar bagi generasi muda dalam lanskap teknologi saat ini.

Meskipun akses terhadap perangkat digital semakin meningkat, tidak semua generasi muda memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan.

Pesatnya Kesenjangan Keterampilan Digital

Menghadapi Tantangan Digital di Desa: Lokakarya Pemanfaatan Teknologi untuk Pemuda dalam Kehidupan Sehari-hari - Panda

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa 25,80% generasi muda Indonesia masuk dalam kategori NEET (Tidak Dalam Pendidikan,
Ketenagakerjaan atau Pelatihan), perempuan muda menghadapi tingkat pengangguran dua kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi tersedia, namun tidak semua generasi muda dapat memanfaatkannya secara efektif. Kesenjangan ini tidak hanya
disebabkan oleh terbatasnya akses namun juga kurangnya pelatihan dan pendidikan yang memadai di bidang digital.

Salah satu tantangan utamanya adalah persepsi bahwa generasi muda otomatis mahir menggunakan teknologi karena mereka tumbuh di era digital.

Faktanya, kemampuan menggunakan media sosial tidak serta merta berarti memiliki keterampilan digital yang dibutuhkan dalam dunia kerja, seperti pemrograman,
analisis data, atau literasi digital tingkat lanjut.

Selain itu, ketimpangan akses antara perkotaan dan perdesaan masih menjadi permasalahan. Banyak anak muda di daerah terpencil tidak memiliki akses internet yang
stabil atau perangkat yang memadai, sehingga mereka tertinggal dalam pengembangan keterampilan digital.

Untuk menjembatani kesenjangan ini, pendekatan yang lebih inovatif dan inklusif sangatlah penting. Salah satu metode yang efektif adalah dengan memasukkan pelatihan
keterampilan digital ke dalam kurikulum pendidikan formal.

Namun pendekatan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan melibatkan masyarakat secara aktif.

Misalnya, program pelatihan berbasis masyarakat yang melibatkan pemuda sebagai fasilitator dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan cara ini, mereka tidak hanya memperoleh
keterampilan, namun mereka juga belajar berbagi pengetahuan dan memberdayakan komunitas mereka sendiri.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat juga sangat penting. Inisiatif seperti platform “Skill Our Future” yang diluncurkan oleh UNDP
Indonesia bertujuan untuk membekali generasi muda dengan keterampilan digital yang sejalan dengan tuntutan pasar kerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.