Pendekatan Budaya Jadi Instrumen Efektif Mengubah Masyarakat

Pendekatan Budaya Jadi Instrumen

Pendekatan Budaya Jadi Instrumen Efektif Mengubah Masyarakat Kemenag menyelenggarakan kegiatan Ngaji Budaya dengan tema “Deklarasi Istiqlal dalam Perspektif Budaya” yang berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta, pada Rabu (26/2/2025).

Acara ini melibatkan mahasiswa, santri, penyuluh agama, serta masyarakat dari berbagai latar belakang guna menginternalisasi nilai-nilai Deklarasi Istiqlal melalui pendekatan budaya sebagai bagian dari upaya penguatan moderasi beragama.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kementerian Agama, Abu Rohkmad, menuturkan bahwa pendekatan berbasis budaya merupakan salah satu sarana efektif dalam membentuk serta mengubah perilaku sosial masyarakat.

Menurutnya, seni dan budaya merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia, yang telah lama menjadi jembatan harmoni antara nilai-nilai agama dan tradisi lokal.

Pendekatan Budaya Jadi Instrumen Efektif

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad.

“Dalam berbagai kegiatan keagamaan, sering kali kita menjumpai penggunaan unsur budaya, seperti musik, tarian, dan sastra, yang mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Tepuk tangan dan respons emosional menunjukkan bahwa manusia secara alami merespons keindahan serta pesan yang terkandung dalam seni. Oleh karena itu, dakwah yang disampaikan melalui seni dan budaya memiliki daya jangkau yang lebih luas dan mudah diterima oleh berbagai kelompok masyarakat,” ujar Rohkmad dalam konferensi pers di Kementerian Agama RI, Rabu (26/2/2025).

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa agama bersifat terbuka terhadap budaya. Budaya, menurutnya, adalah instrumen yang efektif dalam membangun karakter serta perubahan sosial di masyarakat. Sentuhan kebudayaan menjadikan nilai-nilai agama lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rohkmad menjelaskan bahwa pendekatan ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yang mengarahkan bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat yang maju, berdaya saing tinggi, serta tetap berakar kuat pada nilai-nilai spiritual dan kebudayaan.

Melalui strategi dakwah berbasis budaya, Islam dapat membangun peradaban yang harmonis, inklusif, dan berorientasi pada kemajuan. Upaya ini tidak hanya memperkuat moderasi beragama, tetapi juga mempererat persatuan dalam keberagaman.

“Ngaji Budaya ini memberikan pesan yang kuat bahwa Islam harus terus didakwahkan dengan cara yang selaras dengan kebudayaan. Saya percaya bahwa melalui pendekatan kesenian, sastra, serta kebudayaan, kita dapat mengantarkan bangsa ini menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Dalam konteks dakwah, pendekatan berbasis budaya tidak hanya mempermudah penyampaian nilai-nilai keislaman, tetapi juga membantu menghilangkan sekat-sekat sosial yang mungkin muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan mengedepankan seni dan budaya, dakwah dapat menjadi lebih inklusif dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Penyelenggaraan Ngaji Budaya ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya harmonisasi antara agama dan budaya. Sebagai bagian dari moderasi beragama, kegiatan ini menjadi ajang refleksi bersama untuk meneguhkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.