Menpar Soroti Keamanan Wisatawan di Libur Sekolah 2025, Zero Accident Jadi Target

Menpar Soroti Keamanan Wisatawan di Libur Sekolah 2025, Zero Accident Jadi Target

Menpar Soroti Keamanan Wisatawan di Libur Sekolah 2025, Zero Accident Jadi Target

Libur sekolah pertengahan tahun 2025 diprediksi menjadi salah satu periode dengan lonjakan kunjungan wisatawan domestik tertinggi.

Ribuan keluarga Indonesia merencanakan perjalanan ke berbagai destinasi favorit seperti Bali, Yogyakarta

Bandung, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Melihat tingginya mobilitas masyarakat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)

Sandiaga Uno menyoroti secara khusus aspek keamanan dan keselamatan wisatawan.

Dalam pernyataannya pada awal Juni 2025, Sandiaga menyampaikan bahwa target pemerintah

pada musim liburan ini adalah zero accident, yaitu nihil kecelakaan dalam aktivitas pariwisata di seluruh Indonesia.

Hal ini dinilai penting untuk menjaga reputasi pariwisata nasional serta meningkatkan rasa percaya dan kenyamanan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Menpar Soroti Keamanan Wisatawan di Libur Sekolah 2025, Zero Accident Jadi Target

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggandeng berbagai pihak

mulai dari pemerintah daerah, pengelola destinasi, pelaku industri pariwisata, hingga aparat keamanan, untuk

mewujudkan target zero accident selama libur sekolah 2025.

Sandiaga menyebut bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama keberhasilan program ini.

Ia mengimbau seluruh pengelola wisata untuk meningkatkan pengawasan dan kesiapan infrastruktur

 serta memastikan bahwa semua aktivitas wisata memenuhi standar keselamatan yang berlaku.

“Keamanan dan keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas. Jangan sampai ada kecelakaan atau insiden

yang mencoreng citra pariwisata Indonesia. Kita ingin wisatawan pulang membawa kenangan, bukan luka,” tegas Sandiaga.

Peningkatan Pengawasan dan Sertifikasi Keamanan

Sebagai bentuk konkret dari upaya mencapai zero accident, Kemenparekraf telah menerapkan kebijakan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) secara ketat di berbagai lokasi wisata. Destinasi yang tidak memenuhi standar akan diberikan teguran atau bahkan ditutup sementara untuk perbaikan.

Selain itu, pemerintah daerah juga diminta untuk memperkuat posko siaga wisata, menyediakan tenaga medis, serta mengatur arus lalu lintas di sekitar kawasan wisata yang padat. Penggunaan teknologi seperti sistem pemantauan CCTV dan pelaporan darurat berbasis aplikasi juga mulai diimplementasikan di sejumlah destinasi unggulan.

Edukasi kepada Wisatawan dan Pelaku Usaha

Upaya menjaga keselamatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari wisatawan dan pelaku usaha pariwisata. Oleh karena itu, Kemenparekraf menggelar kampanye edukasi melalui media sosial, media massa, dan kerja sama dengan influencer.

Wisatawan diimbau untuk selalu mengikuti aturan keselamatan, tidak memaksakan diri dalam aktivitas ekstrem, dan melaporkan potensi bahaya kepada pihak berwenang. Sementara itu, operator wisata diminta untuk memastikan alat keselamatan seperti jaket pelampung, alat panjat, atau perlengkapan menyelam dalam kondisi baik dan layak pakai.

Evaluasi dari Libur Sebelumnya

Mengacu pada pengalaman libur sekolah tahun-tahun sebelumnya, sejumlah insiden kecil sempat terjadi di beberapa destinasi, mulai dari kecelakaan air hingga kelalaian dalam pengawasan anak. Berdasarkan evaluasi tersebut, Menpar ingin memastikan bahwa tahun 2025 menjadi titik balik untuk meningkatkan standar keselamatan pariwisata nasional.

“Kita belajar dari masa lalu, dan kini saatnya bergerak lebih sigap. Tidak boleh ada kompromi dalam keselamatan wisatawan,” ujar Sandiaga.

Dampak Terhadap Kepercayaan Wisatawan

Keberhasilan pemerintah dalam menjaga keamanan wisatawan akan berdampak besar terhadap citra Indonesia sebagai destinasi wisata yang aman dan ramah keluarga. Kepercayaan wisatawan akan meningkat, sehingga mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara dan 14 juta kunjungan wisatawan mancanegara.

Pelaku industri pariwisata pun menyambut baik inisiatif zero accident ini, karena selain menjaga reputasi, juga memberikan jaminan operasional yang lebih stabil dalam jangka panjang.

Penutup

Libur sekolah 2025 bukan hanya momentum ekonomi, tetapi juga ujian bagi semua pihak untuk menunjukkan kesiapan

dan tanggung jawab dalam menghadirkan pariwisata yang aman dan berkelanjutan. Dengan target zero accident sebagai visi bersama
diharapkan Indonesia dapat semakin dikenal sebagai negara yang peduli terhadap keselamatan dan kenyamanan setiap wisatawan.

Baca juga: OJK Terima Ratusan Ribu Aduan Penipuan, Kerugian Capai Rp 3,2 Triliun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.