Lima Tanda Kesehatan Mental Yang Buruk Bisa Merusak Tubuhmu Masih banyak masyarakat yang memandang kesehatan fisik dan kesehatan mental sebagai dua entitas yang berdiri sendiri dan tidak berkaitan. Padahal, secara ilmiah, keduanya saling terhubung dan memiliki hubungan yang erat.
Ketika kondisi mental seseorang mengalami gangguan, tubuh kerap kali memberikan reaksi dalam bentuk gejala fisik. Sayangnya, gejala-gejala tersebut kerap diabaikan atau tidak dikenali sebagai bagian dari dampak psikologis.
Dalam sejumlah kasus, gangguan mental seperti stres kronis, kecemasan berlebihan, dan depresi dapat memicu berbagai gangguan fisik. Bahkan, efek yang ditimbulkan dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan yang lebih serius apabila tidak segera ditangani. Berikut adalah beberapa dampak nyata dari kesehatan mental yang terganggu terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Lima Tanda Kesehatan Mental Yang Buruk
1. Peningkatan Penumpukan Lemak di Area Perut
Salah satu dampak paling umum dari stres kronis adalah peningkatan penyimpanan lemak, khususnya di sekitar perut. Hal ini disebabkan oleh produksi hormon kortisol yang meningkat tajam saat tubuh berada dalam kondisi stres. Kortisol dikenal sebagai hormon yang berkaitan langsung dengan penyimpanan lemak di jaringan perut.
Selain itu, stres berkepanjangan juga kerap mendorong perilaku makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak sebagai bentuk pelarian emosi. Kondisi ini diperparah dengan kecenderungan untuk menghindari aktivitas fisik, yang secara tidak langsung memperlambat metabolisme tubuh. Akibatnya, proses pembakaran lemak menjadi tidak optimal dan risiko obesitas pun meningkat.
2. Melemahnya Sistem Kekebalan Tubuh
Keseimbangan emosi memiliki peran penting dalam menjaga sistem imun. Pikiran yang tenang dan positif terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, sementara kondisi sebaliknya dapat menyebabkan sistem kekebalan melemah.
Penelitian menunjukkan bahwa stres psikologis dan trauma dapat memengaruhi ekspresi genetik dalam tubuh, yang kemudian berdampak pada cara sel bekerja. Gangguan ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit autoimun, gangguan metabolisme, hingga mempercepat proses penuaan pada tingkat seluler.
3. Gangguan pada Fungsi Amandel
Amandel merupakan bagian penting dari sistem imun tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan awal terhadap infeksi. Ketika tubuh mengalami penurunan daya tahan akibat stres berkepanjangan, fungsinya dapat terganggu. Hal ini memungkinkan bakteri dan jamur seperti Candida berkembang biak lebih cepat, yang pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan komplikasi seperti batu amandel.
Batu amandel terbentuk dari penumpukan sisa makanan, lendir, dan sel-sel mati yang terjebak di dalam celah-celah amandel. Ketika daya tahan tubuh menurun, sistem kekebalan tidak mampu membersihkan sisa-sisa tersebut secara efektif, sehingga risiko infeksi meningkat.
4. Masalah Kulit Akibat Ketegangan Emosional
Kondisi mental juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan kulit. Stres dan kecemasan dapat memperburuk gangguan kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Saat seseorang mengalami tekanan emosional, tubuh memproduksi lebih banyak kortisol, yang dapat memicu peradangan dan menyebabkan kulit lebih mudah iritasi.
Penghalang alami kulit pun dapat melemah, membuatnya lebih rentan terhadap kekeringan, infeksi, dan kerusakan akibat paparan lingkungan. Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menjadi siklus berulang yang sulit diputus.
5. Ketidakseimbangan Pengaturan Suhu Tubuh
Gangguan mental juga dapat memengaruhi cara tubuh mengatur suhu. Ketika sistem saraf dalam kondisi siaga tinggi akibat kecemasan atau tekanan emosional, otak bisa mengalami kebingungan dalam mengelola suhu tubuh.
Akibatnya, individu dapat merasakan gejala yang tidak biasa seperti berkeringat berlebihan tanpa aktivitas fisik, tiba-tiba merasa kedinginan, atau mengalami sensasi panas seperti hot flashes tanpa sebab jelas. Reaksi ini bukan hasil dari kondisi hormon atau penyakit fisik, melainkan merupakan bentuk respons sistem saraf terhadap stres.
Baca Juga : Meningkatkan Kesehatan Pada Jantung Dengan Minum Jus Nanas