Kesehatan Balita Di Tangerang Mencegah Stunting Bagi 120 Balita

Kesehatan Balita Di Tangerang

Kesehatan Balita Di Tangerang Mencegah Stunting Bagi 120 Balita Tim Katamataku Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) yang diketuai Dr dr Yunia Irawati
mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas), dengan memeriksa kesehatan 120 balita di permukiman​ ​​​​​​Sitanala Tangerang Provinsi Banten.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan anak usia dini guna mendukung pertumbuhan optimal.

Dalam kegiatan tersebut, balita diperiksa berat badan, tinggi badan, serta status gizinya.

Kesehatan Balita Di Tangerang

Pengmas UI periksa120 kesehatan balita di Tangerang cegah stunting

dr Yunia Irawati dalam keterangannya di Depok Rabu mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mendukung program pemerintah
dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.

“Deteksi dini dan pemberian nutrisi yang tepat adalah kunci penting dalam mencegah stunting. Kami ingin memastikan setiap anak memiliki
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” katanya.

Sebanyak 120 balita di permukiman Sitanala menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan komprehensif.

Pemeriksaan meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan mata, kulit, kesehatan gigi dan mulut, serta gerakan mulut
dan menelan yang dilakukan oleh tim gabungan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.

Langkah ini diharapkan mendorong orang tua untuk menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak mereka sebagai upaya pencegahan stunting.

Berdasarkan data SKI (Survey Kesehatan Indonesia) tahun 2023, prevalensi stunting pada balita di Provinsi Banten masih cukup tinggi, yakni 17,6% pada tahun 2023.

Selain itu, setiap balita menerima paket makanan bergizi yang berisi sayuran, protein nabati, protein hewani, dan buah, yang direkomendasikan
oleh staf pengajar Departemen Gizi FKUI dr Erfi Prafiantini M Kes dan staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI dr Titis Prawitasari.

Dalam kegiatan tersebut, dr Erfi memberikan edukasi kepada orang tua terkait pemberian makanan untuk anak agar mendapatkan gizi yang baik.

“Makanan real food lebih sehat dan dapat diolah oleh orang tua di rumah. Kami juga mendukung pangan lokal untuk menghindari pengawet, pemanis,
atau pewarna buatan, sehingga memberikan gizi seimbang yang lebih baik,” ujar dr. Erfi.

Dengan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, kesehatan anak-anak Indonesia dapat terus terjaga demi masa depan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.