Jamin Layanan Kesehatan Jemaah Perketat Asuransi Trip Umrah (Kemenag) mengungkapkan bahwa pemerintah Arab Saudi tengah melakukan transformasi digital secara masif dalam sektor penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Perkembangan ini perlu disikapi dengan bijak oleh para jemaah umrah serta pihak penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU).
“Regulasi yang berlaku terus berkembang, masa berlaku visa kini telah diperpanjang, serta kebijakan haji dan umrah mengalami berbagai penyesuaian. Oleh karena itu, diperlukan perlindungan bagi jemaah guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag, Hilman Latief, dalam siaran pers pada Minggu (9/2/2025).
Sebagai langkah antisipatif, Kemenag akan menetapkan standar kebijakan terkait asuransi perjalanan umrah. Hal ini bertujuan untuk memastikan jemaah mendapatkan layanan kesehatan yang memadai selama berada di Tanah Suci.
Jamin Layanan Kesehatan Jemaah Travel Umrah
“Penyelenggara perjalanan umrah harus memiliki komitmen dalam menyediakan asuransi bagi jemaah. Jangan sampai ada jemaah yang mengalami gangguan kesehatan namun tidak mendapatkan layanan medis yang jelas di Arab Saudi,” tegasnya.
Ibadah umrah tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan. Hilman menuturkan bahwa selain jemaah dari perkotaan, mayoritas jemaah umrah berasal dari kalangan masyarakat menengah di pedesaan.
“Karakteristik jemaah umrah di Indonesia masih didominasi oleh masyarakat menengah yang berasal dari desa, termasuk kelompok pengajian, majelis taklim, dan komunitas keagamaan lainnya,” ungkapnya.
“Oleh sebab itu, pemerintah perlu memastikan desain kebijakan yang tepat guna menjaga agar calon jemaah umrah mendapatkan perlindungan serta pelayanan yang optimal,” lanjut Hilman.
Hilman juga kembali mengingatkan pentingnya konsep 5 Pasti Umrah yang dicanangkan oleh Kementerian Agama. Lima aspek yang perlu diperhatikan oleh jemaah sebelum berangkat adalah memastikan penyelenggara perjalanan umrah memiliki izin resmi, memastikan jadwal keberangkatan, memastikan penerbangan yang digunakan, memastikan akomodasi yang tersedia, serta memastikan visa telah diterbitkan.
“Konsep ini telah kami sosialisasikan selama bertahun-tahun. Fakta di lapangan menunjukkan masih terdapat penyelenggara perjalanan yang tidak memiliki izin resmi atau gagal memenuhi komitmennya kepada jemaah akibat berbagai kendala,” jelasnya.
Revitalisasi Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta untuk Jemaah Haji dan Umrah
Sementara itu, PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) tengah mempersiapkan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sebagai pusat pelayanan bagi jemaah haji dan umrah. Langkah ini merupakan bagian dari strategi peningkatan ekosistem pelayanan bagi jemaah yang hendak melaksanakan ibadah ke Tanah Suci.
Dalam agenda 100 hari kerja Kementerian BUMN di bawah Kabinet Merah Putih 2024-2029, progres revitalisasi Terminal 2F hampir mencapai 100 persen dan dijadwalkan segera dioperasikan dalam waktu dekat.
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, menjelaskan bahwa Terminal 2F didesain untuk memenuhi kebutuhan khusus jemaah haji dan umrah, sekaligus mengurangi kepadatan di Terminal 3 yang saat ini menjadi pusat keberangkatan jemaah umrah.
“Saat ini, jumlah jemaah umrah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 10.000 orang per hari. Oleh karena itu, diperlukan manajemen lalu lintas penumpang yang lebih baik agar pelayanan dapat berjalan lebih optimal. Terminal 3 saat ini belum mampu menyediakan fasilitas yang memadai bagi jemaah, sehingga Terminal 2F dipersiapkan dengan fasilitas yang lebih lengkap,” ungkap Faik Fahmi, Kamis (23/1/2025).
Fasilitas Khusus di Terminal 2F
Terminal 2F telah dirancang dengan berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan jemaah haji dan umrah. Beberapa fasilitas yang disediakan antara lain:
- Masjid dengan luas sekitar 3.000 meter persegi
- Lounge eksklusif untuk jemaah
- Area manasik
- Food court
- Ruang pertemuan bagi jemaah dan keluarga di area keberangkatan dan kedatangan
“Kami memastikan bahwa Terminal 2F memiliki suasana yang nyaman dan mendukung kekhusyukan dalam beribadah. Dengan adanya fasilitas yang lebih baik, jemaah dapat merasakan pengalaman yang lebih nyaman sebelum berangkat ke Tanah Suci,” tambahnya.
Sejalan dengan peningkatan layanan ini, penerbangan langsung (direct flight) menuju Arab Saudi akan sepenuhnya dilayani melalui Terminal 2F. Sementara itu, bagi jemaah yang menggunakan penerbangan dengan transit, proses keberangkatan juga akan dilakukan dari terminal ini.
Langkah transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji dan umrah, serta memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia yang hendak menunaikan ibadah ke Tanah Suci.