Guru SD di Salatiga Diduga Cabuli 2 Siswi di Perpustakaan, Pernah Berbuat Serupa tapi Hanya Dipindahtugaskan

Guru SD di Salatiga Diduga Cabuli 2 Siswi di Perpustakaan, Pernah Berbuat Serupa tapi Hanya Dipindahtugaskan

Guru SD di Salatiga Diduga Cabuli 2 Siswi di Perpustakaan, Pernah Berbuat Serupa tapi Hanya Dipindahtugaskan

Kasus pelecehan seksual kembali mencoreng dunia pendidikan di Indonesia Kali ini, seorang guru sekolah dasar (SD) di Salatiga, Jawa Tengah, diduga telah mencabuli dua siswi di ruang perpustakaan sekolah.

Peristiwa ini langsung menyita perhatian publik dan mengundang kecaman luas, terutama dari para orang tua dan aktivis perlindungan anak.

Dugaan Pelecehan Terjadi di Area Sekolah

Peristiwa dugaan pencabulan ini dilaporkan terjadi di lingkungan sekolah, tepatnya di ruang perpustakaan saat jam istirahat.

Kedua korban yang masih duduk di bangku kelas bawah menceritakan tindakan tak pantas yang dilakukan oknum guru tersebut kepada orang tua mereka.

Setelah itu, kasus langsung dilaporkan ke pihak berwenang.

Pihak sekolah sempat berusaha menutup-nutupi insiden ini, namun setelah mendapat tekanan dari masyarakat dan media, laporan resmi pun diajukan ke kepolisian setempat.

Guru yang bersangkutan kini sudah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pernah Berbuat Serupa Sebelumnya

Yang membuat publik makin geram adalah fakta bahwa guru tersebut pernah melakukan tindakan serupa di sekolah tempat ia mengajar sebelumnya.

Alih-alih diberhentikan atau diproses hukum, oknum guru hanya dipindah tugaskan ke sekolah lain.

Langkah tersebut kini dipertanyakan banyak pihak, karena dianggap mengabaikan keselamatan siswa-siswi dan justru memberi ruang bagi pelaku untuk mengulangi perbuatannya.

Banyak kalangan menilai ini adalah bentuk kelalaian dalam sistem pengawasan tenaga pengajar di sekolah.

Tanggapan KPAI dan Pemerintah Daerah

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah turun tangan menyelidiki kasus ini.

Dalam pernyataannya, KPAI menyesalkan lemahnya perlindungan anak di lingkungan pendidikan serta mekanisme pengawasan yang masih longgar terhadap tenaga pendidik yang pernah memiliki catatan buruk.

Pemerintah Kota Salatiga juga merespons cepat dengan membentuk tim investigasi khusus.

Wali kota menyatakan akan mendukung proses hukum dan menjamin keamanan serta pendampingan psikologis terhadap korban dan keluarganya.

Desakan Pemecatan dan Proses Hukum Tegas

Lembaga perlindungan anak dan sejumlah LSM mendesak agar pelaku segera diberhentikan tetap dari statusnya sebagai ASN atau guru, serta diproses hukum secara maksimal.

Mereka juga menuntut adanya audit menyeluruh terhadap rekam jejak tenaga pendidik di wilayah tersebut.

Masyarakat berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh instansi pendidikan untuk tidak lagi mentoleransi pelaku kekerasan seksual, sekecil apa pun indikasinya.

Pencegahan serta sanksi tegas dinilai sebagai bentuk perlindungan nyata bagi peserta didik.

Trauma dan Pemulihan Psikologis Anak

Saat ini, kedua korban sedang menjalani pemulihan psikologis didampingi oleh tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pihak keluarga berharap pelaku mendapat hukuman setimpal dan tidak ada lagi anak-anak lain yang menjadi korban di masa depan.

Para ahli menekankan pentingnya pendampingan jangka panjang dan program pemulihan untuk mencegah dampak psikologis yang berkepanjangan.

Sekolah juga diimbau meningkatkan sistem pengawasan serta menyediakan ruang aman bagi anak untuk mengadu.

Perlunya Reformasi Sistem Pengawasan Tenaga Pendidik

Kasus ini menyoroti urgensi reformasi menyeluruh dalam sistem pengawasan dan penempatan guru di sekolah.

Pemerintah dan dinas pendidikan harus lebih transparan dalam mencatat dan memonitor riwayat kerja setiap pendidik, terutama jika pernah terlibat masalah etika atau hukum.

Langkah preventif seperti pelatihan perlindungan anak bagi guru, sistem pelaporan anonim, dan edukasi siswa tentang hak-hak mereka sangat penting untuk segera diterapkan.

Dunia pendidikan harus menjadi tempat paling aman bagi anak-anak, bukan sebaliknya.

Penutup: Keadilan Harus Ditegakkan

Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa pelecehan seksual di lingkungan pendidikan adalah isu serius yang tidak bisa ditoleransi.

Semua pihak, dari pemerintah, sekolah, hingga orang tua harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan belajar yang benar-benar aman dan mendukung tumbuh kembang anak slot gacor Keadilan bagi korban dan pencegahan untuk masa depan adalah dua hal yang tidak bisa ditawar lagi.

Baca juga: Terima Uang Paling Banyak, Tersangka Putri Citra Diduga Jadi Pengepul Uang Pemerasan Izin TKA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.