Destinasi Budaya Incaran Makassar Dinas Kebudayaan Komitmen dalam mewujudkan visi dan misi pasangan Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Herfida Attas, dalam Forum Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2025-2029 yang berlangsung di Museum Kota Makassar, Jalan Balaikota, pada Selasa, 18 Maret 2025.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, Andi Zulkifli Nanda. Dalam kesempatan tersebut, Herfida menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan visi Mulia (Makassar Unggul, Inklusif, Aman, dan Berkelanjutan) serta program Mulia Lestari dengan prioritas pembangunan daerah yang telah dirancang oleh Dinas Kebudayaan.
Dinas Kebudayaan memiliki peran strategis dalam misi keempat pemerintahan Kota Makassar, yakni mengembangkan pusat inovasi kepemudaan serta memajukan olahraga, seni budaya, dan sektor pariwisata. Untuk mencapai tujuan ini, terdapat tiga program utama yang akan dilaksanakan guna mendukung perkembangan kebudayaan di Makassar.
Destinasi Budaya Incaran Makassar Pengembangan Kota
1. Pengalihan Pengelolaan Gedung Kesenian Kota Makassar
Salah satu langkah yang menjadi fokus utama adalah melanjutkan koordinasi pengalihan pengelolaan Gedung Kesenian dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ke Pemerintah Kota Makassar. Gedung ini diharapkan dapat difungsikan sebagai pusat pengembangan seni dan budaya di Makassar.
Herfida mengungkapkan bahwa koordinasi terkait pengalihan ini telah dilakukan dengan beberapa gubernur sebelumnya, termasuk penjabat gubernur yang menjabat saat ini. Namun, hingga saat ini belum ada perkembangan konkret dalam realisasi pengalihan tersebut.
“Kami telah berkomunikasi dengan beberapa gubernur dan penjabat gubernur sebelumnya, dan mereka menyatakan persetujuan terhadap rencana ini. Namun, hingga kini belum ada progres yang signifikan. Oleh karena itu, perlu tindak lanjut lebih lanjut agar rencana ini dapat segera direalisasikan,” ujar Herfida.
2. Penyusunan Rencana Induk (Blueprint) Pengembangan Kota Tua Makassar
Dinas Kebudayaan juga telah melakukan kajian mendalam terkait pengembangan kawasan Kota Tua Makassar sebagai destinasi wisata bersejarah. Penyusunan blueprint pembangunan situs Kota Tua ini bertujuan untuk mempertahankan nilai sejarah kota serta meningkatkan daya tarik wisata budaya.
Dalam kajian yang dilakukan, pihaknya mengidentifikasi berbagai potensi di kawasan koridor Kota Tua yang dapat dikembangkan sebagai pusat kebudayaan. Selain itu, terdapat rencana untuk membangun taman budaya di kawasan Taman Macan yang akan menjadi ruang ekspresi bagi para seniman Makassar.
“Kami menginginkan Makassar menjadi destinasi budaya yang tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tetapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara. Dengan adanya taman budaya di Taman Macan, para pelaku seni akan memiliki wadah untuk mengekspresikan kreativitas mereka,” tambahnya.
3. Pelestarian dan Pemeliharaan Cagar Budaya
Sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya, Dinas Kebudayaan Kota Makassar berkomitmen untuk menjaga kelestarian berbagai cagar budaya di kota ini. Hingga saat ini, sekitar 30 bangunan bersejarah telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Wali Kota Makassar. Program ini akan terus berlanjut untuk memastikan bahwa situs-situs bersejarah tetap terjaga dan dapat menjadi bagian dari daya tarik budaya Kota Makassar.
“Kami telah mengidentifikasi dan menetapkan sekitar 30 bangunan bersejarah sebagai cagar budaya. Ke depan, kami akan terus memperjuangkan kelestarian situs-situs ini agar tetap terawat dan dapat menjadi bagian dari destinasi wisata budaya di Kota Makassar,” jelas Herfida.
Harapan dan Rencana Masa Depan
Dengan berbagai program yang telah dirancang, Dinas Kebudayaan berharap dapat berkontribusi dalam membangun Makassar sebagai kota yang unggul dalam bidang seni, budaya, dan pariwisata. Upaya ini juga diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya serta mendorong lebih banyak partisipasi dalam pengembangan seni lokal.
Lebih lanjut, Herfida menyampaikan bahwa pihaknya akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, akademisi, komunitas seni, dan sektor swasta, guna mempercepat realisasi program-program kebudayaan yang telah dirancang.
“Kami optimistis bahwa dengan dukungan dari berbagai pihak, Makassar dapat menjadi salah satu kota budaya terdepan di Indonesia. Kami juga berharap bahwa kebijakan-kebijakan yang telah kami susun dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan pelaku seni budaya di Kota Makassar,” tutupnya.
Kesimpulan
Dinas Kebudayaan Kota Makassar berkomitmen untuk mewujudkan visi pembangunan daerah dengan menitikberatkan pada pelestarian budaya, pengembangan seni, serta peningkatan kualitas wisata sejarah. Dengan tiga program utama, yaitu pengalihan pengelolaan Gedung Kesenian, penyusunan blueprint Kota Tua Makassar, dan pelestarian cagar budaya, diharapkan Makassar dapat semakin dikenal sebagai kota dengan kekayaan seni dan budaya yang berdaya saing tinggi.
Melalui kerja sama yang erat antara pemerintah, komunitas, serta pelaku seni dan budaya, Makassar diharapkan mampu menjadi pusat kebudayaan yang inklusif dan berkelanjutan, yang dapat dinikmati oleh generasi saat ini maupun yang akan datang.
Baca Juga : Cara Untuk Lestarikan Budaya Hadirkan Benda Pos Dalam Buku