Terkesan Legislator Minta Polri Perbanyak Anggota Responsif Layani Masyarakat

Terkesan Legislator Minta Polri Perbanyak Anggota Responsif Layani Masyarakat

Terkesan Legislator Minta Polri Perbanyak Anggota Responsif Layani Masyarakat

Kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali menuai perhatian dari kalangan legislatif.

Seorang anggota DPR RI mengungkapkan kekagumannya terhadap respons cepat aparat kepolisian dalam menangani berbagai laporan masyarakat.

Dalam pernyataannya, legislator tersebut menyarankan agar Polri memperbanyak personel yang responsif dan humanis untuk meningkatkan pelayanan publik.

Pernyataan ini menjadi sinyal penting bahwa pelayanan publik oleh aparat penegak hukum masih menjadi isu krusial di mata wakil rakyat dan masyarakat luas.

Meski sudah menunjukkan kemajuan, Polri tetap diharapkan dapat terus membenahi sistem dan sumber daya manusianya demi menjawab tuntutan era modern yang serba cepat dan transparan.

Terkesan Legislator Minta Polri Perbanyak Anggota Responsif Layani Masyarakat
Terkesan Legislator Minta Polri Perbanyak Anggota Responsif Layani Masyarakat

Legislator Apresiasi Respons Cepat Polri

Dalam kunjungan kerja ke daerah pemilihan (dapil), anggota DPR dari Komisi III—yang membidangi hukum, keamanan, dan hak asasi manusia—mengaku terkesan dengan langkah cepat personel Polri saat menangani laporan masyarakat.

Ia mencontohkan kejadian di mana warga melaporkan kasus pencurian melalui media sosial, dan dalam waktu singkat, pihak kepolisian langsung melakukan pengecekan serta menindaklanjuti laporan tersebut.

“Saya sangat mengapresiasi anggota Polri yang responsif, langsung turun ke lapangan ketika menerima laporan. Ini menunjukkan bahwa polisi kita semakin modern dan mengerti kebutuhan masyarakat,” ujar sang legislator kepada wartawan.

Menurutnya, kehadiran aparat yang sigap dan peduli bukan hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat, tetapi juga memperkuat citra Polri sebagai pelayan dan pelindung rakyat.


Dorongan untuk Perbanyak Personel Responsif

Meski memberi apresiasi, sang legislator juga menyoroti masih adanya ketimpangan kualitas pelayanan di berbagai daerah. Ia mendorong institusi Polri untuk menambah jumlah anggota yang memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik, empati tinggi, serta kecepatan dalam merespons aduan.

“Saya kira, ini waktunya Polri melakukan standarisasi lebih ketat terkait pelayanan publik. Jangan hanya di kota besar atau wilayah tertentu saja yang responsif. Di pelosok pun masyarakat berhak dilayani dengan baik,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa peningkatan kualitas pelayanan tidak selalu harus dilakukan dengan pendekatan represif. Sebaliknya, personel polisi harus lebih mengedepankan pendekatan humanis, mengedukasi masyarakat, dan menjadi bagian dari solusi atas persoalan sosial.


Kebutuhan Akan Polisi Humanis dan Profesional

Kebutuhan akan sosok polisi yang humanis semakin relevan di tengah dinamika sosial yang kompleks. Ketegangan antara aparat dan masyarakat seringkali terjadi karena kurangnya komunikasi yang baik dan pendekatan yang sesuai. Polisi yang mampu merespons dengan cepat dan ramah bisa menjadi agen perdamaian sekaligus perekat sosial di masyarakat.

Kementerian PAN-RB juga beberapa waktu lalu menekankan pentingnya transformasi pelayanan publik berbasis kepuasan masyarakat. Dalam konteks ini, polisi yang mudah diakses, cepat tanggap, dan berempati adalah aset penting bagi Polri di masa depan.


Transformasi Digital dan Pengaruh Media Sosial

Peran teknologi dan media sosial turut mendorong Polri untuk lebih adaptif dan responsif.

Kini, laporan masyarakat bisa datang dari berbagai kanal: hotline, aplikasi pengaduan, hingga komentar di akun media sosial resmi kepolisian. Tidak sedikit kasus kejahatan atau pelanggaran yang diungkap berawal dari unggahan viral netizen.

Oleh sebab itu, sang legislator menekankan bahwa kehadiran polisi yang peka terhadap dinamika digital juga perlu ditingkatkan.

Pelatihan penggunaan teknologi, etika digital, serta pengelolaan krisis informasi menjadi hal penting bagi institusi Polri.

“Polri harus membekali anggotanya bukan hanya dengan kemampuan teknis lapangan, tetapi juga kemampuan digital. Polisi zaman sekarang harus bisa berselancar di media sosial tanpa melanggar etika,” ujarnya.


Harapan Masyarakat: Polisi Hadir Sebelum Diminta

Sejalan dengan pernyataan sang legislator, banyak masyarakat yang berharap kehadiran polisi tidak bersifat reaktif semata, tetapi juga proaktif. Kehadiran anggota yang rutin patroli, menjalin komunikasi dengan warga, dan membangun kepercayaan dari akar rumput adalah langkah penting dalam menciptakan rasa aman yang nyata.

Sebagian warga mengungkapkan harapan mereka agar polisi tidak hanya hadir saat masalah besar terjadi, tetapi juga sebagai sahabat masyarakat sehari-hari. “Kami ingin polisi yang bisa diajak ngobrol, yang bisa datang ke sekolah, ke pasar, bukan cuma saat ada razia atau masalah,” ujar Andi, seorang warga dari Bekasi.

Baca juga:Kenali Penyebab Kista Ovarium Sejak Remaja


Penutup

Pernyataan dan apresiasi dari legislator terhadap kinerja Polri yang responsif menjadi pengingat bahwa transformasi kepolisian masih terus berjalan.

Di satu sisi, Polri sudah menunjukkan banyak kemajuan, tetapi di sisi lain, tantangan untuk meratakan kualitas pelayanan di seluruh wilayah Indonesia tetap besar.

Dukungan dari legislatif, masyarakat, dan lembaga pengawas harus terus diarahkan untuk membentuk institusi

kepolisian yang tidak hanya kuat secara hukum, tetapi juga tangguh dalam pelayanan publik. Polisi masa depan adalah polisi yang responsif, humanis, digital-savvy, dan hadir sebagai mitra masyarakat sejati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.