Puan Bertemu Pimpinan Parlemen Sejumlah Negara Di Sela PUIC melaksanakan rangkaian pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta negara pengamat, dalam rangkaian Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Pertemuan tersebut berlangsung pada hari Selasa dan diadakan secara terpisah di Ruang Delegasi DPR RI. Puan Maharani secara resmi menerima delegasi dari Aljazair, Bahrain, Oman, serta Republik Ceko yang hadir sebagai negara pengamat dalam forum parlemen negara-negara Islam tersebut.
“Dalam kesempatan ini, kami baru saja menyelesaikan pertemuan bilateral dengan para pimpinan parlemen dari empat negara, yaitu Aljazair, Bahrain, Oman, dan Republik Ceko yang hadir sebagai observer,” ujar Puan Maharani dalam keterangan resminya di Jakarta.
Puan Bertemu Pimpinan Parlemen Sejumlah Negara
Pertemuan bilateral pertama dilangsungkan dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali. Selanjutnya, Puan melakukan diskusi terpisah dengan Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain, Ahmed bin Salman Al Musalam, dilanjutkan dengan pertemuan bersama Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Khalid Hilal Nasser Al Maawali. Pertemuan bilateral terakhir dilakukan dengan Wakil Ketua Parlemen Republik Ceko, Jan Skopecek.
Dalam seluruh agenda pertemuan tersebut, Ketua DPR RI didampingi oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, serta dua anggota BKSAP lainnya, yaitu Gilang Dhielafararez dan Mufti Anam.
Dalam diskusi-diskusi bilateral tersebut, berbagai isu strategis turut dibahas, mencakup dinamika situasi internasional, upaya penguatan stabilitas kawasan, serta peluang untuk meningkatkan kolaborasi antar parlemen guna menjawab tantangan global. Tidak ketinggalan, isu Palestina turut menjadi topik utama pembahasan yang disoroti bersama oleh para delegasi.
“Penyelesaian konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel merupakan salah satu agenda utama yang memerlukan perhatian kolektif. Upaya penghentian kekerasan di Gaza serta pemberian akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan perlu terus didorong dalam berbagai forum internasional,” jelas Puan.
Pada pertemuan dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Puan menggarisbawahi hubungan historis antara Indonesia dan Aljazair yang telah terjalin erat sejak era perjuangan kemerdekaan kedua negara. Ia menyebutkan bahwa Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, merupakan tokoh yang turut mendukung kemerdekaan Aljazair, yang secara resmi diraih pada tahun 1962.
“Hubungan diplomatik Indonesia dan Aljazair memiliki akar sejarah yang kuat, dibangun atas dasar semangat dekolonisasi serta solidaritas negara-negara di kawasan Selatan global,” ujar Puan.
Sejumlah Negara Di Sela PUIC
Sementara dalam pertemuannya dengan Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain, diskusi difokuskan pada aspek perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Bahrain, khususnya di sektor informal. Ketua DPR RI menyampaikan apresiasi atas kebijakan perlindungan yang telah diambil oleh pemerintah Bahrain dalam menjamin hak dan kesejahteraan para pekerja migran asal Indonesia.
Puan juga menyampaikan harapan agar kedua negara dapat memperkuat kerja sama di berbagai sektor strategis yang saling menguntungkan, termasuk bidang ekonomi, tenaga kerja, dan budaya.
Ketika berdiskusi dengan Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Puan menyoroti hubungan bilateral yang telah terjalin sejak tahun 1978 dan berkembang secara progresif. Ia menekankan pentingnya membangun kembali momentum kerja sama politik yang sempat tertunda akibat pandemi global COVID-19.
“Kami berharap kedua negara dapat segera merealisasikan Forum Konsultasi Politik kedua yang sempat tertunda, sebagai upaya mengintensifkan dialog politik dan penguatan hubungan bilateral di masa mendatang,” katanya.
Puan juga menyoroti bahwa Konferensi ke-19 PUIC merupakan momentum penting dalam membangun solidaritas antarparlemen negara-negara anggota OKI. Forum ini, menurutnya, bukan hanya menjadi ajang diplomasi formal, tetapi juga sarana strategis untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik, serta partisipasi aktif dalam menjaga perdamaian dunia.
“Dalam situasi global yang semakin kompleks, kita sebagai wakil rakyat dari negara-negara Muslim memiliki tanggung jawab besar untuk memperkuat ketahanan masyarakat, memperjuangkan keadilan, serta membangun tatanan dunia yang inklusif dan berkelanjutan,” tegas Puan.
Usai menyelesaikan agenda bilateral, Puan Maharani melanjutkan kegiatannya dengan meninjau kesiapan lokasi penyelenggaraan Konferensi ke-19 PUIC di Kompleks Parlemen, yang rencananya akan dibuka secara resmi pada Rabu, 14 Mei 2025.
Baca Juga : Hasan Kembali Pimpin PCO Oleh Karena Loyal Kepada Prabowo
“Saya, sebagai Ketua DPR RI, merasa terhormat dapat menjamu delegasi parlemen negara-negara OKI. Indonesia siap melaksanakan peran sebagai tuan rumah dengan maksimal dan memberikan yang terbaik demi kesuksesan konferensi ini,” ujarnya.