Myanmar Batasi Akses Wisata Sementara Waktu, Tanggapi Situasi Pascagempa
Pemerintah Myanmar secara resmi mengumumkan pembatasan akses wisata dan penangguhan sementara penerbitan visa turis menyusul
gempa bumi yang melanda wilayah negara tersebut baru-baru ini. Keputusan ini diambil sebagai langkah darurat guna memastikan keselamatan wisatawan asing maupun warga lokal di tengah proses penanganan dampak bencana.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Imigrasi dan Penduduk Myanmar pada Rabu (17/4), otoritas setempat menyatakan
bahwa seluruh proses penerbitan visa untuk kunjungan wisata akan dihentikan sementara hingga pemberitahuan lebih lanjut. Wisatawan asing yang telah merencanakan perjalanan ke Myanmar pun diimbau untuk menunda kunjungan mereka sampai kondisi dinyatakan benar-benar aman oleh pemerintah.

Langkah ini diambil tidak lama setelah gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo mengguncang wilayah bagian tengah Myanmar, yang
turut dirasakan hingga ke kota-kota besar seperti Mandalay dan Naypyidaw. Gempa yang terjadi pada Senin malam tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan bersejarah, fasilitas umum, dan kawasan wisata populer yang selama ini menjadi tujuan utama wisatawan asing.
Myanmar Batasi Akses Wisata Sementara Waktu, Tanggapi Situasi Pascagempa
Pemerintah Myanmar menegaskan bahwa penangguhan akses wisata bukan berarti menutup diri dari dunia luar, melainkan merupakan kebijakan preventif yang bertujuan untuk menghindari risiko lebih besar. Menurut juru bicara Kementerian Pariwisata dan Hotel Myanmar, keselamatan wisatawan menjadi prioritas utama pemerintah di tengah upaya penanganan darurat dan pemulihan infrastruktur.
“Dalam situasi darurat seperti ini, kami menilai perlu adanya jeda dalam penerimaan wisatawan internasional untuk memberikan ruang bagi proses pemulihan serta peninjauan ulang kelayakan destinasi wisata,” ujar juru bicara tersebut dalam konferensi pers yang digelar di Naypyidaw.
Pemerintah juga menambahkan bahwa kebijakan ini bersifat sementara dan akan dikaji kembali secara berkala berdasarkan evaluasi terhadap kondisi lapangan. Apabila dinilai stabil, akses wisata akan kembali dibuka secara bertahap dengan mempertimbangkan rekomendasi teknis dari lembaga kebencanaan nasional dan internasional.
Dampak Terhadap Industri Pariwisata
Penangguhan sementara visa turis dan pembatasan akses wisata tentu membawa dampak signifikan terhadap industri pariwisata
Myanmar yang tengah berupaya bangkit setelah dilanda pandemi COVID-19 dan konflik politik. Para pelaku usaha di sektor pariwisata, seperti pemilik
hotel, agen perjalanan, serta pemandu wisata, kembali menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan ini.
Namun demikian, banyak pihak memahami bahwa kebijakan tersebut diambil demi keselamatan bersama. Beberapa asosiasi pariwisata
lokal menyatakan dukungannya terhadap langkah pemerintah, sambil berharap proses pemulihan dapat dilakukan dengan cepat agar sektor pariwisata tidak semakin terpuruk.
“Saat ini yang terpenting adalah keselamatan semua orang, termasuk wisatawan asing. Kami mendukung kebijakan pemerintah untuk menghentikan sementara aktivitas wisata. Namun kami juga berharap ada kompensasi atau bantuan dari pemerintah bagi pelaku usaha pariwisata yang terdampak,” ujar seorang pengusaha hotel di kawasan Bagan, salah satu destinasi utama yang terdampak gempa.
Baca juga: Dampak Penggunaan Obat Antibiotik Berulang pada Anak
Rekomendasi untuk Wisatawan Internasional
Dalam surat edaran yang diterbitkan oleh Kedutaan Besar Myanmar di sejumlah negara, wisatawan yang telah mengajukan visa wisata diminta untuk menunda perjalanan mereka.
Bagi mereka yang telah membeli tiket atau memesan akomodasi, diimbau untuk menghubungi pihak maskapai dan penginapan guna mendapatkan penjadwalan ulang atau pengembalian dana.
Sementara itu, bagi wisatawan asing yang sudah berada di Myanmar saat gempa terjadi, pemerintah menyediakan jalur komunikasi khusus dan layanan bantuan melalui pusat informasi pariwisata yang tersebar di kota-kota besar. Mereka diminta untuk mengikuti arahan evakuasi dan menghindari kawasan rawan gempa atau bangunan yang berisiko roboh.
Pemerintah juga menyarankan agar wisatawan mengikuti perkembangan informasi resmi melalui situs web kementerian terkait dan kedutaan masing-masing, serta tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum diverifikasi di media sosial.
Dampak Gempa Terhadap Destinasi Wisata
Sejumlah situs wisata utama di Myanmar dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa, termasuk beberapa candi bersejarahdi kawasan Bagan, yang merupakan situs warisan dunia UNESCO. Meskipun tidak semua bangunan runtuh, namun retakan struktural pada dinding dan atap menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan pengunjung.
Tim arkeolog dan insinyur bangunan saat ini tengah melakukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi struktur bangunan yang terdampak. Pemerintah juga telah melibatkan UNESCO dan pakar kebencanaan internasional untuk memberikan rekomendasi terkait konservasi situs bersejarah tersebut.
Selain Bagan, kerusakan juga terjadi di beberapa jalur transportasi menuju kawasan wisata di Inle Lake dan Mandalay. Infrastruktur seperti jembatan, jalan utama, dan fasilitas publik mengalami gangguan, yang membuat akses menuju tempat-tempat tersebut menjadi terbatas.
Tanggapan Internasional dan Dukungan Kemanusiaan
Komunitas internasional menyampaikan simpati dan dukungannya atas bencana yang menimpa Myanmar. Sejumlah negara, termasuk Indonesia
Thailand, dan Tiongkok, telah menawarkan bantuan kemanusiaan dan logistik guna mendukung upaya pemulihan di wilayah terdampak.
Organisasi bantuan internasional seperti Palang Merah, ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre), serta lembaga-lembaga non-pemerintah
lainnya mulai mengoordinasikan pengiriman bantuan medis dan logistik ke lokasi-lokasi terdampak. Beberapa negara
juga memberikan peringatan perjalanan (travel advisory) kepada warganya agar menunda perjalanan ke Myanmar hingga situasi kembali stabil.
Rencana Pemulihan dan Pembukaan Kembali Wisata
Pemerintah Myanmar menyatakan komitmennya untuk memulihkan sektor pariwisata secepat mungkin. Setelah penilaian keamanan selesai dan situasi dianggap kondusif, pembukaan kembali visa wisata akan dilakukan secara bertahap. Pemerintah akan memprioritaskan kawasan wisata yang dinyatakan aman terlebih dahulu sebelum membuka akses penuh.
Sejumlah program pemulihan pariwisata juga tengah disiapkan, termasuk revitalisasi infrastruktur pariwisata, pelatihan ulang
bagi tenaga kerja wisata, serta kampanye promosi yang bertujuan mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara.
Penutup
Penangguhan sementara visa wisata dan pembatasan akses ke kawasan wisata merupakan langkah strategis yang diambil pemerintah Myanmar dalam merespons situasi darurat pascagempa.
Meski berdampak pada roda perekonomian sektor pariwisata, kebijakan ini dinilai penting untuk memastikan keselamatan semua pihak serta memberikan ruang bagi pemulihan dan rekonstruksi infrastruktur.
Pemerintah mengajak semua pihak, baik wisatawan, pelaku usaha, maupun masyarakat lokal, untuk bekerja sama dan bersabar menghadapi situasi ini.
Dengan dukungan dari komunitas internasional serta koordinasi lintas sektor, diharapkan Myanmar dapat segera pulih dan kembali menyambut wisatawan dari seluruh dunia dalam waktu dekat.